TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
1.
KONSEP DAN TEORI
Pendahuluan
a)
Berteori
sosial diawali dengan kemampuan untuk mengerti dan memahami konsep-konsep
sosial
b)
Teori
sosial merupakan gabungan atau kumpulan dari konsep-konsep sosial yang telah
diuji kebenarannya secara umum (obyektif, metodologis) dan memiliki sifat
generalisasi
c)
Belajar
teori sosial berbeda dengan praktek teori sosial (aktualisasi – reaktualisasi)
•
apa
itu konsep ?
d)
Merupakan
gambaran (wacana) abstrak dari fenomena alami dan fenomena sosial
e)
wacana
fenomena alami, melahirkan aliran positivistik –naturalistik (natural law) fenomena alami, berkaitan dengan:
posisi dan lokasi wilayah/geografi, kondisi sumberdaya alam, kondisi
kependudukan (sdm) – disebut trigatra/sikayamampu
f)
Wacana
fenomena sosial, melahirkan aliran humanistik – kulturalistik (social law)
(fenomena sosial, berkait dengan: peristiwa ideologi, peristiwa politik,
peristiwa ekonomi, peristiwa sosial, peristiwa budaya, dan peristiwa pertahanan
dan keamanan masyarakat (ipoleksosbudhankam)
g)
Ilmu
sosial merupakan kajian-kajian yang banyak berkaitan dengan fenomena-fenomena
sosial (konsep sosial) yang disebut dengan aspek kemasyarakatan (pancagatra)
)
2.
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL:
1.
Realita
atau fenomena
sosial
2.
Individu
dan masyarakat
3.
Interaksi
sosial
4.
Proses
sosial
5.
Kategori
sosial
6.
Kolektivitas
sosial
7.
Kelompok
sosial
8.
Posisi/kedudukan
sosial
9.
Peran
sosial
10.
Fungsi
sosial
11.
Status
sosial
12.
Struktur
sosial
13.
Kebudayaan
14.
Lembaga/Pranata
sosial
15.
Stratifikasi
sosial
3.
UNSUR-UNSUR TEORI
(Tom Campbell, 1994)
a)
Definisi/
terminologi (konsep)
b)
Diskriptip
(empiris, fakta, data, informasi)
c)
Penjelasan
(eksplanasi, narasi, uraian, analisis, sintesa, konklusi, temuan, inovasi)
4.
TEORI
a) Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep
b) Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara
sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi)
sebagai kesepakatan dunia akademis
c) Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial
d) Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena
atau gejala yang hendak diteliti
e) Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan
f)
Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat
akademis sebagai perspektif etik (agenda akademis)
g) Teori memberikan pola bagi interpretasi data
h) Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
i)
Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel
memiliki arti dan makna penting
j)
Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih
besar (siap pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian
(kegunaan laten/hidden)
5.
METODOLOGI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
a)
HEURISTIK
= Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori sosial
b)
VERIFIKASI
= Menguji kebenaran dari data dan informasi (referensi) tentang perkembangan
konsep dan teori-teori sosial
c)
INTERPRETASI
= Melakukan penafsiran suatu peristiwa / pandangan realistis empiris dari
sejarah perkembangan teori sosial
6.
BENTUK-BENTUK
TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
a)
Ibnu Khaldun
(ABDURRACHMAN ABU
ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN) (1332 – 1350 M)

Buku Muqaddimah
(Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas
pengaruh letak geografis ( letak
bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat
b)
IL PRINCIPE (Politik
Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA (Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI
(Politik Kerakyatan, 1519), THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara),
JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH

(1469 – 1559)
SEKULARISME (Nichollo Machiavelli)
a)
Sekularisme
adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan
(dunia)
b)
Sekularisme
menuntun manusia untuk menempatkan agama hanya pada ranah individu dan wilayah
spiritual (moral, teologi)
c)
Sekularisme
mengharamkan agama ikut andil dalam mengatur kehidupan
d)
Sekularisme
mengajarkan bahwa manusia bebas mengatur hidupnya sendiri tanpa campur tangan
Tuhan/ Allah

ISIDORE AUGUSTE
MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE
(1789-1857)
HUKUM TIGA TAHAP (Law of Three Stages)
Bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara
kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu:
a.
Tahap teologi atau fiktif (Mitologi)
b.
Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi)
c.
Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *)
*)Tahap positif
atau filsafat positivisme = sebagai sesuatu yang nyata, pasti, jelas,
bermanfaat, serta lawan dari sesuatu yang negatif
7.
MASALAH SOSIAL
ADALAH:
a)
Sesuatu
yang menimbulkan pertanyaan 5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how)
b)
Sesuatu
yang mengandung keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie)
c)
Suatu
kesenjangan (gap) antara sesuatu yang seharusnya (das sollen, teori)
dengan sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)
d)
Sesuatu
yang menimbulkan pertanyaan 5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how)
e)
Sesuatu
yang mengandung keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie)
f)
Suatu
kesenjangan (gap) antara sesuatu yang seharusnya (das sollen, teori)
dengan sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)
g)
Adanya
kesenjangan (gap) antara teori sosial dan praktek teori sosial
h)
Adanya
sesuatu yang dianggap masih kurang (dis-distribution)
i)
Adanya
ketidakseimbangan (dis-equity/dis-balance)
j)
Adanya
sesuatu yang dianggap tidak cocok/tidak relevan (defesiensi)
k)
Sesuatu
yang tidak layak (veasible), dianggap layak dan dipakai terus
8.
KATEGORISASI
TEORI SOSIAL (William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen K.Bailey, 1986)
a)
Teori diskriptif menggambarkan apa-apa yang
nyata-nyata terjadi dilapangan (memotret apa adanya)
b)
Teori pre-skriptif menggambarkan perubahan-perubahan
untuk melakukan pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu proses teori dan
fenomena tertentu
c)
Teori normatif pada dasarnya mempersoalkan peranan
suatu kebijaksanaan/ perundang-undangan/ peraturan tertentu.
d)
Teori asumtif lebih memusatkan perhatian pada
usaha-usaha untuk memperbaiki suatu praktek dengan memahami hakekat suatu
fenomena yang terjadi dalam lingkungannya
e)
Teori instrumental bermaksud untuk melakukan
konseptualisasi mengenai cara-cara memperbaiki suatu teknis sehingga dapat
dibuat sebagai sasaran yang lebih realistik (tools of analysis)
f)
Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan
bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam menentukan sikap,
perilaku dan tindakan seseorang terutama dalam lingkungan kerja
g)
Teori pengambilan keputusan (decesion making theory) lebih
mengkonsentrasikan diri pada analisa proses pengambilan keputusan, apakah
mempergunakan model statistik, model optimasi, model informasi, model simulasi,
model liniar programming, model critical path scheduling, model inventory,
model site location, ataukah model resources allocation, dan sebagainya
(catatan : pada beberapa fakultas dan program training sudah merupakan mata
pelajaran tersendiri).
h)
Teori perilaku (behavior theory) orientasi yang
dikembangkan adalah efesiensi dan sasaran dengan cara mengintegrasikan
komponen-komponen anggota organisasi, struktur dan prosesnya. Dengan kata lain
teori perilaku lebih memahami pentingnya aspek dan faktor manusia sebagai alat
utama untuk mencapai tujuan organisasi ( catatan : teori perilaku ini juga
sudah merupakan mata kuliah tersendiri sebagai mata kuliah perilaku organisasi)
i)
Teori sistem
merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena
mempunyai berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain agar dapat
bertahan hidup (survival). Dalam sistem memiliki beberapa unsur sistem antara
lain : unsur lingkungan, unsur masukan (input), unsur pengelola
(konversi/throught put), unsur keluaran (out put/product), unsur efek atau
unsur akibat (consequences), dan unsur umpan balik (feed back)
j)
Teori kontingensi sebagai perkembangan dari teori
sistem yang dipersamakan dengan pendekatan situasional yang mengakui adanya
dinamika dan kompleksitas antar hubungan (interaksi sosial)
k)
Teori deskriptif eksplanatori menjelaskan
keaneka ragaman isi yang terkandung dalam fenomena lingkungan nyata (cenderung
ke metode content analysis, discourse analysis, framing analysis).
9.
SYARAT STUDI TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
a)
Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang
rasional dari realita sosial)
b)
Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang
menggambarkan hubungan sebab akibat/ kausal antar
variabel/indikator-komponen/fokus)
c)
Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori,
ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik)
d)
Non-etik (tidak ada maksud menanyakan apakah
sesuatu itu baik atau buruk)
10.
KARAKTERISTIK TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Babbie, 1973)
a)
Logik
b)
Deterministik
c)
Umum
d)
Hemat
e)
Spesifik
f)
Dapat
dibuktikan secara empirik
g)
Antar
subyek (replikasi)
h)
Terbuka
bagi adanya perubahan
11.
PENDEKATAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Pendekatan Interpretatif :
•
Manusia
sebagai subyek interpretatif dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan
melalui proses empathi
•
Pendekatan
ini cenderung statusquo, karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan
manusia dengan kenyataan sosial
Pendekatan Positivistik:
•
Manusia
sebagai obyek perspektif hukum kausal
•
Dunia
(konsep) sosial terbentuk melalui hukum-hukum sosial yang memiliki kekuatan
sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari kehendak manusia
Pendekatan Kritis :
•
Menawarkan
perubahan yang bersifat partisipatoris
•
Seluruh
anggota masyarakat terlibat secara aktif untuk menentukan siapa mereka, apa
yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elit
manusia yang menentukan arah tindakan manusia
•
Teori
dialektika Hegel: these + antithese = synthese; teks + konteks = aktualisasi
12.
JENIS TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
a)
BERCORAK
LIBERAL (BEBAS NILAI): dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan suatu
cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan tertentu, dan bersifat netral (taken
for granted)
b)
BERCORAK
PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI): berusaha mencari wahana dari cita-cita mengenai
kebajikan, bersifat partisipan, memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek yang diamati bahkan
menjadikannya sebagai subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang mencita-citakan
masyarakat tanpa kelas, dan teori feminisme yang mencita-citakan masyarakat
tanpa eksploitasi seksual)
13.
TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL (Ignas Kleden,
1987)
a)
Teori
Struktural Fungsional (Konstruksionisme)
Teori ini
menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan suatu sistem sosial yang terbentuk
oleh jaringan hubungan berbagai fungsi yang ada dalam suatu masyarakat, yaitu
fungsi-fungsi seperti : peran, status, pendapatan, pekerjaan dll. Hubungan
antara fungsi-fungsi sosial tersebut dianggap sama dengan hubungan antara
fungsi-fungsi biologis dalam suatu organisme (Talcott Parson).
b)
Teori
Struktural Historis
Ø Dimana tingkah
laku manusia seakan-akan ditentukan hanya oleh pranata ekonomi dengan tekanan
khusus, padahal kenyataannya bahwa tingkah laku manusia berhubungan langsung
dengan hubungan produksi yang melibatkannya (Max Weber= Legal Formal, Ekonomi,
Tradisi, Emosi/Afeksi --- Action)
Ø Dengan demikian
orang-orang yang mempunyai akses terhadap faktor-faktor produksi akan mempunyai
bentuk tingkah laku yang berbeda dari mereka yang tidak memiliki akses tersebut
(Hegel = Ide ---Action ---Sejarah)
Ø Relasi produksi
tersebut menimbulkan klas-klas sosial dalam masyarakat, dan tingkah laku sosial
sebetulnya tidak lebih dari masalah yang muncul dari pertarungan antar klas (Karl
Marx = Materi --- Action----Sejarah)
c)
Teori
Struktural A-Historis
Teori ini
beranggapan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh beberapa struktur
apriori yang asal-usulnya tidak dapat dijelaskan oleh perkembangan sejarah,
bahkan sebaliknya sejarah dibentuk oleh watak struktur-struktur tersebut (Levi
Strauss).
14.
ANATOMI TEORI SOSIAL
a)
KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan (Comte),
teori siklus perubahan budaya (Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial
(Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas (Marx), teori rasionalitas
(Weber), teori interaksi (Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)
b)
MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori
interaksionisme simbolik (Mead), teori dramaturgi (Goffman), teori
etnometodologi (Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans), teori fungsional
(Parson), teori fungsionalisme-struktural (Merton), teori neo-fungsionalisme
(Alexander), teori kritis (Marx)
c)
KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci), teori
strukturasi (Giddens), teori pilihan rasional (Elster), teori konflik
(Dahrendorf), teori post-modernism (Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori
kritis (Jurgen Habermas)
15.
JENIS TEORI SOSIAL
a) TEORI SOSIAL MAKRO: teori
fungsional, teori struktural , teori equilibrium, teori konflik
b) TEORI SOSIAL
MIKRO:
teori fenomenologi, teori interaksionisme simbolik, teori etnometodologi, dan
teori dramaturgi
16.
Paradigma (Ilmu) Sosial
1.
Paradigma
a)
Sebagai
suatu cara pandang terhadap suatu persoalan yang didalamnya terdapat sejumlah
asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi tertentu, model tertentu, dan
solusi tertentu
b)
Setiap
paradigma diandaikan otonom, mandiri dan terpisah dengan paradigma yang lain
(memiliki jargon, simbul dan konsep sendiri-sendiri), sehingga paradigma pada
hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi disamakan), tetapi hanya bisa
dibandingkan sebagai studi komparatif
2.
Perkembangan Paradigma Sosial
a) Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian paradigma sebagai aliran utama
pada umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah laku sosial, kehidupan, dan
perubahan sosial dalam masyarakat
b) Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan pemikir-pemikir sosial
klasik seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber, sampai dengan
perkembangan pemikiran teoritis di zaman modern dan kontemporari seperti Karl
Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman, Gramsci, Habermas, Foucault yang
membentuk pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan pelbagai aliran pemikiran
teoritis
17.
PARADIGMA SOSIAL
1) Fakta Sosial (Emile Durkheim)
a)
Paradigma
ini memberi arti penting pada pranata dan struktur sosial sebagai dasar
realitas kehidupan sosial
b)
Pranata
dan struktur merupakan suatu kenyataan eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif
c)
Pranata
dan struktur sosial merupakan kunci memahami dan mengerti tindakan seseorang
atau sekelompok orang
d)
Paradigma
ini berpendapat bahwa tindakan manusia tidak dapat dilakukan secara bebas,
karena ada fakta lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap tindakan manusia
tersebut
2) Definisi Sosial (Max Weber)
a)
menyatakan
bahwa problem kehidupan sosial berkaitan dengan tindakan individu (person)
sebagai pelaku kehidupan sosial
b)
Weber
memandang bahwa tindakan individu adalah kunci kehidupan bersama
c)
Bagi
Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan struktur adalah sesuatu yang impersonal
yang merupakan konsep rasional tindakan individu yang disadari dan berdasar
motif dan tujuan tertentu
d)
Impersonalitas
pranata dan struktur sosial menjadi ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan
sosial
e)
Tindakan
sosial bersifat subyektif, karena setiap tindakan selalu dilandasi oleh
motivasi dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar
3) Perilaku sosial (bf. Skiner)
a)
memandang
bahwa tata hubungan sosial adalah merupakan suatu mekanisme hubungan kausal
yakni hubungan stimulus dan respon
b)
Dengan
demikian tindakan manusia adalah tanggapan atau respon terhadap stimuli yang
ditujukan kepadanya
c)
Suatu
tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus disajikan kembali dan jika
menyangkut suatu kebutuhan dan kepentingannya
d)
Secara
teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut
ganjaran atau hadiah (reward)
e)
Jadi,
dinamika hidup sosial esensinya adalah sebagai suatu mekanisme stimuli dan
respon (aksi dan reaksi)
18.
TEORI-TEORI
SOSIAL
1.
Teori
Sosiologi
a)
Teori
tindakan sosial dan sistem - talcot parsons: teori tindakan sosial; teori
sistem sosial
b)
Teori
evolusi sosial herbert spencer
c)
Teori
teknologi dan ketinggalan budaya (cultural lag) - william f.ogburn
d)
Teori
dramaturgi erving goffman
e)
Teori
strukturasi - anthony giddens
f)
Teori
globalisasi “of nothing” - george ritzer
2.
Teori-Teori
Antropologi
a)
Teori
orientasi nilai budaya - kluckhohn
b)
Teori
evolusi sosiokultural paralel-konvergen-divergen sahlins dan harris
c)
Teori
evolusi kebudayaan lewis h.morgan
d)
Teori
evolusi animisme dan magic - taylor dan frazer
e)
Teori
evolusi keluarga - j.j.bachoven
f)
Teori
upacara sesaji smith
3.
Teori-Teori
Ilmu Geografi
a)
Teori
ledakan penduduk - thomas robert malthus
b)
Teori
pengaruh iklim terhadap peradaban - ellswort huntington
c)
Teori
lokasi lahan - johann heinrich von thunen
d)
Teori
kota konsentris – burgess
e)
Teori
konflik antar suku bangsa nomadik – sedenter jean bunhes
4.
Teori-Teori
Ilmu Sejarah
a)
Teori
gerak siklus sejarah – ibnu khaldun
b)
Teori
daur kultural spiral – giambattista vico
c)
Teori
tantangan dan tanggapan – arnold toynbee
d)
Teori
dialektika kemajuan – jan romein
e)
Teori
despotisme timur – wittfogel
f)
Teori
perkembangan sejarah dan masyarakat – karl marx
g)
Teori
feminisme – wollstonecraft
5.
Teori-Teori
Ilmu Ekonomi
a)
TEORI
EKONOMI KLASIK – ADAM SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas; Keuntungan mendorong
investasi; Keuntungan cenderung menurun; Keadaan stationer
b)
TEORI
TAHAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI MODERNISASI - WW.ROSTOW: Tahap tradisional; Tahap
prakondisi tinggal landas; Tahap tinggal landas; Tahap kematangan (maturity);
Tahap konsumsi massa tinggi
c)
TEORI
DAMPAK BALIK DAN DAMPAK SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak balik; Dampak sebar;
Ketimpangan regional; Dampak balik dan dampak sebar; Peranan pemerintah;
Ketimpangan internasional; Perpindahan modal
d)
TEORI
NILAI SURPLUS – KARL MARX
e)
TEORI
MONETARISME PASAR BEBAS - FRIEDMAN
6.
Teori-Teori
Psikologi
a)
Teori
agresi psikoanalisis – sigmund freud
b)
Teori
disonansi kognitif – festinger
c)
Teori
kepribadian – erich fromm
d)
Teori
deprivasi relatif – gurr
e)
Teori
kecerdasan majemuk – howard gardner
7.
Teori-Teori
Ilmu Politik
a)
Teori
politik kekuasaan – niccolo machiavelli
b)
Teori
negara berdaulat – jean bodin
c)
Teori
kekuasaan negara terbatas – john locke
d)
Teori
pemisahan kekuasaan – baron de montesquieu
e)
Teori
hak pemilikan legal – robert nozick
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking