Saterdag 04 Mei 2013

MATERI SOSIOLOGI

-->
TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
1.        KONSEP DAN TEORI
Pendahuluan
a)       Berteori sosial diawali dengan kemampuan untuk mengerti dan memahami konsep-konsep sosial
b)       Teori sosial merupakan gabungan atau kumpulan dari konsep-konsep sosial yang telah diuji kebenarannya secara umum (obyektif, metodologis) dan memiliki sifat generalisasi
c)       Belajar teori sosial berbeda dengan praktek teori sosial (aktualisasi – reaktualisasi)
         apa itu konsep ?
d)       Merupakan gambaran (wacana) abstrak dari fenomena alami dan fenomena sosial
e)       wacana fenomena alami, melahirkan aliran positivistik –naturalistik (natural law) fenomena alami, berkaitan dengan: posisi dan lokasi wilayah/geografi, kondisi sumberdaya alam, kondisi kependudukan (sdm) – disebut trigatra/sikayamampu
f)        Wacana fenomena sosial, melahirkan aliran humanistik – kulturalistik (social law) (fenomena sosial, berkait dengan: peristiwa ideologi, peristiwa politik, peristiwa ekonomi, peristiwa sosial, peristiwa budaya, dan peristiwa pertahanan dan keamanan masyarakat (ipoleksosbudhankam)
g)       Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang banyak berkaitan dengan fenomena-fenomena sosial (konsep sosial) yang disebut dengan aspek kemasyarakatan (pancagatra) )

2.        KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL:
1.        Realita atau fenomena
sosial
2.        Individu dan masyarakat
3.        Interaksi sosial
4.        Proses sosial
5.        Kategori sosial
6.        Kolektivitas sosial
7.        Kelompok sosial
8.        Posisi/kedudukan sosial
9.        Peran sosial
10.     Fungsi sosial
11.     Status sosial
12.     Struktur sosial
13.     Kebudayaan
14.     Lembaga/Pranata sosial
15.     Stratifikasi sosial
3.        UNSUR-UNSUR TEORI (Tom Campbell, 1994)
a)       Definisi/ terminologi (konsep)
b)       Diskriptip (empiris, fakta, data, informasi)
c)       Penjelasan (eksplanasi, narasi, uraian, analisis, sintesa, konklusi, temuan, inovasi)
4.        TEORI
a)       Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep
b)       Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi) sebagai kesepakatan dunia akademis
c)       Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial
d)       Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti
e)       Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan
f)        Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat akademis sebagai perspektif etik (agenda akademis)
g)       Teori memberikan pola bagi interpretasi data
h)       Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya
i)        Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel memiliki arti dan makna penting
j)        Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih besar (siap pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian (kegunaan laten/hidden)
5.        METODOLOGI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
a)       HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori sosial
b)       VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan informasi (referensi) tentang perkembangan konsep dan teori-teori sosial
c)       INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu peristiwa / pandangan realistis empiris dari sejarah perkembangan teori sosial


6.        BENTUK-BENTUK TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
a)       Ibnu Khaldun
(ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN) (1332 – 1350 M)
Pict0009






Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) =  Membahas pengaruh letak geografis (           letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat
b)       IL PRINCIPE (Politik  Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA (Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519), THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara), JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH
NicolloMachiavelli

 



(1469 – 1559)
SEKULARISME (Nichollo Machiavelli)
a)       Sekularisme adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia)
b)       Sekularisme menuntun manusia untuk menempatkan agama hanya pada ranah individu dan wilayah spiritual (moral, teologi)
c)       Sekularisme mengharamkan agama ikut andil dalam mengatur kehidupan
d)       Sekularisme mengajarkan bahwa manusia bebas mengatur hidupnya sendiri tanpa campur tangan Tuhan/ Allah
Pict0010Awal Sejarah Pengembangan Teori Sosial


ISIDORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE
(1789-1857)
HUKUM TIGA TAHAP (Law of Three Stages)
Bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu:
a.        Tahap teologi atau fiktif (Mitologi)
b.        Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi)
c.        Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *)
*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai sesuatu yang nyata, pasti, jelas, bermanfaat, serta lawan dari sesuatu yang negatif
7.        MASALAH SOSIAL ADALAH:
a)       Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan 5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how)
b)       Sesuatu yang mengandung keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie)
c)       Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu yang seharusnya (das sollen, teori) dengan sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)
d)       Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan 5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how)
e)       Sesuatu yang mengandung keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie)
f)        Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu yang seharusnya (das sollen, teori) dengan sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)
g)       Adanya kesenjangan (gap) antara teori sosial dan praktek teori sosial
h)       Adanya sesuatu yang dianggap masih kurang (dis-distribution)
i)        Adanya ketidakseimbangan (dis-equity/dis-balance)
j)        Adanya sesuatu yang dianggap tidak cocok/tidak relevan (defesiensi)
k)       Sesuatu yang tidak layak (veasible), dianggap layak dan dipakai terus

8.        KATEGORISASI TEORI SOSIAL (William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen K.Bailey, 1986)
a)       Teori diskriptif menggambarkan apa-apa yang nyata-nyata terjadi dilapangan (memotret apa adanya)
b)       Teori pre-skriptif menggambarkan perubahan-perubahan untuk melakukan pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu proses teori dan fenomena tertentu
c)       Teori normatif pada dasarnya mempersoalkan peranan suatu kebijaksanaan/ perundang-undangan/ peraturan tertentu.
d)       Teori asumtif lebih memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk memperbaiki suatu praktek dengan memahami hakekat suatu fenomena yang terjadi dalam lingkungannya
e)       Teori instrumental bermaksud untuk melakukan konseptualisasi mengenai cara-cara memperbaiki suatu teknis sehingga dapat dibuat sebagai sasaran yang lebih realistik (tools of analysis)
f)        Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam menentukan sikap, perilaku dan tindakan seseorang terutama dalam lingkungan kerja
g)       Teori pengambilan keputusan (decesion making theory) lebih mengkonsentrasikan diri pada analisa proses pengambilan keputusan, apakah mempergunakan model statistik, model optimasi, model informasi, model simulasi, model liniar programming, model critical path scheduling, model inventory, model site location, ataukah model resources allocation, dan sebagainya (catatan : pada beberapa fakultas dan program training sudah merupakan mata pelajaran tersendiri).
h)       Teori perilaku (behavior theory) orientasi yang dikembangkan adalah efesiensi dan sasaran dengan cara mengintegrasikan komponen-komponen anggota organisasi, struktur dan prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku lebih memahami pentingnya aspek dan faktor manusia sebagai alat utama untuk mencapai tujuan organisasi ( catatan : teori perilaku ini juga sudah merupakan mata kuliah tersendiri sebagai mata kuliah perilaku organisasi)
i)        Teori sistem  merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena mempunyai berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain agar dapat bertahan hidup (survival). Dalam sistem memiliki beberapa unsur sistem antara lain : unsur lingkungan, unsur masukan (input), unsur pengelola (konversi/throught put), unsur keluaran (out put/product), unsur efek atau unsur akibat (consequences), dan unsur umpan balik (feed back)
j)        Teori kontingensi sebagai perkembangan dari teori sistem yang dipersamakan dengan pendekatan situasional yang mengakui adanya dinamika dan kompleksitas antar hubungan (interaksi sosial)
k)       Teori deskriptif eksplanatori menjelaskan keaneka ragaman isi yang terkandung dalam fenomena lingkungan nyata (cenderung ke metode content analysis, discourse analysis, framing analysis).

9.        SYARAT STUDI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
a)       Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang rasional dari realita sosial)
b)       Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang menggambarkan hubungan sebab akibat/ kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus)
c)       Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori, ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik)
d)       Non-etik (tidak ada maksud menanyakan apakah sesuatu itu baik atau buruk)

10.     KARAKTERISTIK TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Babbie, 1973)
a)       Logik
b)       Deterministik
c)       Umum
d)       Hemat
e)       Spesifik
f)        Dapat dibuktikan secara empirik
g)       Antar subyek (replikasi)
h)       Terbuka bagi adanya perubahan

11.     PENDEKATAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Pendekatan Interpretatif :
         Manusia sebagai subyek interpretatif dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi
         Pendekatan ini cenderung statusquo, karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan manusia dengan kenyataan sosial
Pendekatan Positivistik:
         Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal
         Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum-hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari kehendak manusia
Pendekatan Kritis :
         Menawarkan perubahan yang bersifat partisipatoris
         Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif untuk menentukan siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia
         Teori dialektika Hegel: these + antithese = synthese; teks + konteks = aktualisasi
12.     JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
a)       BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI): dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan tertentu, dan bersifat netral (taken for granted)
b)       BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI): berusaha mencari wahana dari cita-cita mengenai kebajikan, bersifat partisipan, memperhatikan dan menghargai  nilai-nilai objek yang diamati bahkan menjadikannya sebagai subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan teori feminisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa eksploitasi seksual)
13.     TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL (Ignas Kleden, 1987)
a)       Teori Struktural Fungsional (Konstruksionisme)
Teori ini menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan suatu sistem sosial yang terbentuk oleh jaringan hubungan berbagai fungsi yang ada dalam suatu masyarakat, yaitu fungsi-fungsi seperti : peran, status, pendapatan, pekerjaan dll. Hubungan antara fungsi-fungsi sosial tersebut dianggap sama dengan hubungan antara fungsi-fungsi biologis dalam suatu organisme (Talcott Parson).
b)       Teori Struktural Historis
Ø  Dimana tingkah laku manusia seakan-akan ditentukan hanya oleh pranata ekonomi dengan tekanan khusus, padahal kenyataannya bahwa tingkah laku manusia berhubungan langsung dengan hubungan produksi yang melibatkannya (Max Weber= Legal Formal, Ekonomi, Tradisi, Emosi/Afeksi --- Action)
Ø  Dengan demikian orang-orang yang mempunyai akses terhadap faktor-faktor produksi akan mempunyai bentuk tingkah laku yang berbeda dari mereka yang tidak memiliki akses tersebut (Hegel = Ide ---Action ---Sejarah)
Ø  Relasi produksi tersebut menimbulkan klas-klas sosial dalam masyarakat, dan tingkah laku sosial sebetulnya tidak lebih dari masalah yang muncul dari pertarungan antar klas (Karl Marx = Materi --- Action----Sejarah)
c)       Teori Struktural A-Historis
Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh beberapa struktur apriori yang asal-usulnya tidak dapat dijelaskan oleh perkembangan sejarah, bahkan sebaliknya sejarah dibentuk oleh watak struktur-struktur tersebut (Levi Strauss).
14.     ANATOMI TEORI SOSIAL
a)       KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan (Comte), teori siklus perubahan budaya (Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial (Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas (Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi (Simmel), teori konstruksi sosial (Berger) 
b)       MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori interaksionisme simbolik (Mead), teori dramaturgi (Goffman), teori etnometodologi (Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans), teori fungsional (Parson), teori fungsionalisme-struktural (Merton), teori neo-fungsionalisme (Alexander), teori kritis (Marx)
c)       KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori pilihan rasional (Elster), teori konflik (Dahrendorf), teori post-modernism (Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori kritis (Jurgen Habermas)
15.     JENIS TEORI SOSIAL
a)       TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional, teori struktural , teori equilibrium, teori konflik
b)       TEORI SOSIAL MIKRO: teori fenomenologi, teori interaksionisme simbolik, teori etnometodologi, dan teori dramaturgi
16.     Paradigma (Ilmu) Sosial
1.        Paradigma
a)       Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu persoalan yang didalamnya terdapat sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi tertentu, model tertentu, dan solusi tertentu
b)       Setiap paradigma diandaikan otonom, mandiri dan terpisah dengan paradigma yang lain (memiliki jargon, simbul dan konsep sendiri-sendiri), sehingga paradigma pada hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan sebagai studi komparatif
2.        Perkembangan Paradigma Sosial
a)       Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian paradigma sebagai aliran utama pada umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial dalam masyarakat
b)       Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber, sampai dengan perkembangan pemikiran teoritis di zaman modern dan kontemporari seperti Karl Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman, Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan pelbagai aliran pemikiran teoritis

17.     PARADIGMA SOSIAL
1)       Fakta Sosial (Emile Durkheim)
a)       Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan sosial
b)       Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif
c)       Pranata dan struktur sosial merupakan kunci memahami dan mengerti tindakan seseorang atau sekelompok orang
d)       Paradigma ini berpendapat bahwa tindakan manusia tidak dapat dilakukan secara bebas, karena ada fakta lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap tindakan manusia tersebut
2)       Definisi Sosial (Max Weber)
a)       menyatakan bahwa problem kehidupan sosial berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai pelaku kehidupan sosial
b)       Weber memandang bahwa tindakan individu adalah kunci kehidupan bersama
c)       Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan struktur adalah sesuatu yang impersonal yang merupakan konsep rasional tindakan individu yang disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu
d)       Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial
e)       Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap tindakan selalu dilandasi oleh motivasi dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar
3)       Perilaku sosial (bf. Skiner)
a)       memandang bahwa tata hubungan sosial adalah merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni hubungan stimulus dan respon
b)       Dengan demikian tindakan manusia adalah tanggapan atau respon terhadap stimuli yang ditujukan kepadanya
c)       Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus disajikan kembali dan jika menyangkut suatu kebutuhan dan kepentingannya
d)       Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut  ganjaran atau hadiah (reward)
e)       Jadi, dinamika hidup sosial esensinya adalah sebagai suatu mekanisme stimuli dan respon (aksi dan reaksi)

18.     TEORI-TEORI SOSIAL
1.        Teori Sosiologi
a)       Teori tindakan sosial dan sistem - talcot parsons: teori tindakan sosial; teori sistem sosial
b)       Teori evolusi sosial herbert spencer
c)       Teori teknologi dan ketinggalan budaya (cultural lag) - william f.ogburn
d)       Teori dramaturgi erving goffman
e)       Teori strukturasi - anthony giddens
f)        Teori globalisasi “of nothing” - george ritzer
2.        Teori-Teori Antropologi
a)       Teori orientasi nilai budaya - kluckhohn
b)       Teori evolusi sosiokultural paralel-konvergen-divergen sahlins dan harris
c)       Teori evolusi kebudayaan lewis h.morgan
d)       Teori evolusi animisme dan magic - taylor dan frazer
e)       Teori evolusi keluarga - j.j.bachoven
f)        Teori upacara sesaji smith
3.        Teori-Teori Ilmu Geografi
a)       Teori ledakan penduduk - thomas robert malthus
b)       Teori pengaruh iklim terhadap peradaban - ellswort huntington
c)       Teori lokasi lahan - johann heinrich von thunen
d)       Teori kota konsentris – burgess
e)       Teori konflik antar suku bangsa nomadik – sedenter jean bunhes
4.        Teori-Teori Ilmu Sejarah
a)       Teori gerak siklus sejarah – ibnu khaldun
b)       Teori daur kultural spiral – giambattista vico
c)       Teori tantangan dan tanggapan – arnold toynbee
d)       Teori dialektika kemajuan – jan romein
e)       Teori despotisme timur – wittfogel
f)        Teori perkembangan sejarah dan masyarakat – karl marx
g)       Teori feminisme – wollstonecraft
5.        Teori-Teori Ilmu Ekonomi
a)       TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas; Keuntungan mendorong investasi; Keuntungan cenderung menurun; Keadaan stationer
b)       TEORI TAHAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI MODERNISASI - WW.ROSTOW: Tahap tradisional; Tahap prakondisi tinggal landas; Tahap tinggal landas; Tahap kematangan (maturity); Tahap konsumsi massa tinggi
c)       TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak balik; Dampak sebar; Ketimpangan regional; Dampak balik dan dampak sebar; Peranan pemerintah; Ketimpangan internasional; Perpindahan modal
d)       TEORI NILAI SURPLUS – KARL MARX
e)       TEORI MONETARISME PASAR BEBAS - FRIEDMAN 
6.        Teori-Teori Psikologi
a)       Teori agresi psikoanalisis – sigmund freud
b)       Teori disonansi kognitif – festinger
c)       Teori kepribadian – erich fromm
d)       Teori deprivasi relatif – gurr
e)       Teori kecerdasan majemuk – howard gardner
7.        Teori-Teori Ilmu Politik
a)       Teori politik kekuasaan – niccolo machiavelli
b)       Teori negara berdaulat – jean bodin
c)       Teori kekuasaan negara terbatas – john locke
d)       Teori pemisahan kekuasaan – baron de montesquieu
e)       Teori hak pemilikan legal – robert nozick

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking