![]() | ||
Dhojan.S |
Eksistensi
Moral Generasi Muda Ditengah Arus Modernisasi
Oleh: Muhammad Saleh
Disadari atau tidak dunia dewasa ini telah mencapai tingkat tertinggi dari
promosi konstruksi & kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat & luar biasa.
Andaikata nenek moyang kita yang telah meninggal dua atau tiga abad yang lalu
di takdirkan tuhan untuk kembali hidup dan melihat kehidupan modern sekarang, Besar
kemungkinan mereka tidak akan menganggap kita sebagai manusia biasa lagi, akan
tetapi mereka mengangap kita sebangsa jin atau pun sebangsa malaikat. Betapa tidak;…masih
segar di ingatan kita apa yang menjadi istila orang tua kita dulu “Asal Besi
Tetap Terbenam Asal Sabut Terapung” Jarum saja yang dijatuhkan kedalam
lautan akan tenggelam apa lagi yang lebih besar dari pada itu. Orang Amerika yang
berbicara bisa didengan dan bahkan bisa dilihat di Indonesia. Semua itu adalah
hal yang tidak masuk akal.
Namun sekarang apa yang menjadi
kemustahilan itu justru menjadi sebuah kenyataan. apa yang jadi misteri ilahi satu persatu gugur oleh sebuah
penelitian oleh ilmu pengetahuan, tidak heran bahwa melalui udara kita bisa
berkomunikasi lewat sebuah teknologi tinggi yang kita kenal dengan telpon
genggam (heand phone/HP), internet atau yang sejenisnya. Hal itu terjadi berkat
ketinggian dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dari hari ke hari
semakin menanjak maju dengan bukti dan kenyataan yang sudah ada sekarang ini. Mau
tidak mau, rela atau terpaksa harus di akuai keberadaannya.
Dengan memperhatikan kemajuan-kemajuan
yang telah di capai oleh manusia pada abad Rasio di berbagai sektor
kehidupan baik di sektor ekonomi maupun indusrti merupakan manifestasi dari
kemajuan ilmu dan teknologi modern hal ini juga membuat kita merasa bangga dan
gembira. Tapi sebaliknya kalau kita melihat dengan dekat, kita hayati, dan kita
teliti niscaya air mata kita akan jatuh melihat manusia-manusia yang sudah
rontok laksana daun yang gugur di musim kemarau. Selanjutnya penulis barat “Camely
Flamreyun” telah memberikan komentar “Kita melihat sekarang ini
terjadi kontradiktif yang nyata dan sangat menyedihkan terhadap perkembangan
ilmu pengetahua & teknologi (iptek), apa bila kita mengangkat kepala dan
melihat denga heran dan kagum terhadap apa yang telah dicapai, sementara kita
semakin meluncur ke lembah kehancuran”. Bahkan Eric Fromm juga berbahasa: “jika manusia tidak mampu mengendalikan diri
terhadap perubahan teknologi maka mereka adalah manusia-manusia yang
teralianasi”. Senada dengan itu juga Ari Ginanjar juga pernah memberikan komentar
bahwa kalau kemajuan ilmu pengatahuan tidak diberengi dengan kekuatan spiritual
keagamaan maka manusia akan kehilngan arah dan tujuan hidup yang di inginkan. Meski
satu sisi kemajuan ilmu pngetahuan dan teknologi sangat kita butuhkan tapi dari
sisi lain ilmu pengatahuan dan teknoloi membuat kita pasif tampa aktif (Buku:
Tauhid Di Tengah Konflik Nilai: Toto Aryo).
Hati kita terasa iba
dibuatnya, melihat apa yang menimpa masyarakat secara umum dan pemuda secara
khsusus. Manusia yang tak terkendalikan, haram dan halal tidak lagi di
perdulikan, hukum Tuhan dibelakangi, Qur’an dan Hadis di lengkahi, norma agama dan susila di
hianati. Di sana-sini terjadi dekadensi moral, keruntuhan akhlak dan
kemerosotan keimanan, pergaulan bebas antar muda-mudi suatu hal tidak asing lagi,
zaman sekarang berjalan dua-duaan pergi kepinggir pantai, ke tempat yang sepi, ngebeng
berduaan ama pacar, bahkan pulang larut malam jadi kebiasaan. Meski kita belum
tau pasti apa yang dilakukan oleh dua insan ini (pemuda & pemudi) di luar
sana. Anehnya; sang bapak tidak pula menanyakan anaknya dari mana, atau kanapa
terlambat pulang...??? malahan dia mengatakan terima kasih kepada pemuda yang
membawa anaknya itu. Entah apa yang dia terima kasihkan, siapa tau anaknya
sudah kemasukan angin jahat, maklum pulangnya larut malam.
Banyak pula kejadian
sekarang ini yang serupa, diantaranya melakukan sex sebelum menikah (sex
pra-nikah), bahkan hal itu menjadi fenomena menggiurkan bagi gaya hidup para
remaja sekarang, budaya permisif tampaknya melegalkan perilaku sex
pra-nikah. Dalam kondosi aktif & labil dalam pencarian jati diri remaja
memang sangat mudah terseret arus Trend Sex pra-nika. Hal ini bukan isapan
jempol semata atau ketakutan yang dibuat-buat akan tetapi ini adalah kanyataan
hidup yang harus kira terima.
“gadis-gadis & muda-mudi zaman sekarang sangat menentang kawin
paksa, tapi apa tukaran kawin paksa yang mereka tolak ? tukarannya
adalah.....terpaksa kawin karna menutup malu” (Buya Hamka)
Kalau ada guru agama atau
ustaz-ustaz yang membuka pengajian tentang masalah hukum, tentang masalah
pergaulan bebas, zina & sebagainya di anggap ustaz kampungan yang sudah
ketinggalan zaman. Lalu siapa yang sebenarnya pelaku dekadensi moral ini ? faktor-faktor
apakah yang menjebabkan terjadinya kenakalan remaja ? untuk menjawab pertanyaan
ini tidak sekali dan bukan dua kali di diskusikan lagi serta proses pemberian
pemahaman dan sosialisasi terhadap bahaya-bahaya pengaruh teknologi serta
menumbuh kembangkan kesadaran, kebersamaan dan keimanan dalam mengantisipasinya
(KH. Zainuddin, Mz)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking