Saterdag 04 Mei 2013

ARTIKEL

-->


Dhojan.S

Eksistensi Moral Generasi Muda Ditengah Arus Modernisasi
Oleh: Muhammad Saleh

Disadari atau tidak dunia dewasa ini telah mencapai tingkat tertinggi dari promosi konstruksi & kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat & luar biasa. Andaikata nenek moyang kita yang telah meninggal dua atau tiga abad yang lalu di takdirkan tuhan untuk kembali hidup dan melihat kehidupan modern sekarang, Besar kemungkinan mereka tidak akan menganggap kita sebagai manusia biasa lagi, akan tetapi mereka mengangap kita sebangsa jin atau pun sebangsa malaikat. Betapa tidak;…masih segar di ingatan kita apa yang menjadi istila orang tua kita dulu “Asal Besi Tetap Terbenam Asal Sabut Terapung” Jarum saja yang dijatuhkan kedalam lautan akan tenggelam apa lagi yang lebih besar dari pada itu. Orang Amerika yang berbicara bisa didengan dan bahkan bisa dilihat di Indonesia. Semua itu adalah hal yang tidak masuk akal.
          Namun sekarang apa yang menjadi kemustahilan itu justru menjadi sebuah kenyataan. apa yang jadi  misteri ilahi satu persatu gugur oleh sebuah penelitian oleh ilmu pengetahuan, tidak heran bahwa melalui udara kita bisa berkomunikasi lewat sebuah teknologi tinggi yang kita kenal dengan telpon genggam (heand phone/HP), internet atau yang sejenisnya. Hal itu terjadi berkat ketinggian dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dari hari ke hari semakin menanjak maju dengan bukti dan kenyataan yang sudah ada sekarang ini. Mau tidak mau, rela atau terpaksa harus di akuai keberadaannya.
          Dengan memperhatikan kemajuan-kemajuan yang telah di capai oleh manusia pada abad Rasio di berbagai sektor kehidupan baik di sektor ekonomi maupun indusrti merupakan manifestasi dari kemajuan ilmu dan teknologi modern hal ini juga membuat kita merasa bangga dan gembira. Tapi sebaliknya kalau kita melihat dengan dekat, kita hayati, dan kita teliti niscaya air mata kita akan jatuh melihat manusia-manusia yang sudah rontok laksana daun yang gugur di musim kemarau. Selanjutnya penulis barat “Camely Flamreyun” telah memberikan komentar “Kita melihat sekarang ini terjadi kontradiktif yang nyata dan sangat menyedihkan terhadap perkembangan ilmu pengetahua & teknologi (iptek), apa bila kita mengangkat kepala dan melihat denga heran dan kagum terhadap apa yang telah dicapai, sementara kita semakin meluncur ke lembah kehancuran”. Bahkan Eric Fromm juga berbahasa: “jika manusia tidak mampu mengendalikan diri terhadap perubahan teknologi maka mereka adalah manusia-manusia yang teralianasi”. Senada dengan itu juga Ari Ginanjar juga pernah memberikan komentar bahwa kalau kemajuan ilmu pengatahuan tidak diberengi dengan kekuatan spiritual keagamaan maka manusia akan kehilngan arah dan tujuan hidup yang di inginkan. Meski satu sisi kemajuan ilmu pngetahuan dan teknologi sangat kita butuhkan tapi dari sisi lain ilmu pengatahuan dan teknoloi membuat kita pasif tampa aktif (Buku: Tauhid Di Tengah Konflik Nilai: Toto Aryo).
          Hati kita terasa iba dibuatnya, melihat apa yang menimpa masyarakat secara umum dan pemuda secara khsusus. Manusia yang tak terkendalikan, haram dan halal tidak lagi di perdulikan, hukum Tuhan dibelakangi, Qur’an dan Hadis  di lengkahi, norma agama dan susila di hianati. Di sana-sini terjadi dekadensi moral, keruntuhan akhlak dan kemerosotan keimanan, pergaulan bebas antar muda-mudi suatu hal tidak asing lagi, zaman sekarang berjalan dua-duaan pergi kepinggir pantai, ke tempat yang sepi, ngebeng berduaan ama pacar, bahkan pulang larut malam jadi kebiasaan. Meski kita belum tau pasti apa yang dilakukan oleh dua insan ini (pemuda & pemudi) di luar sana. Anehnya; sang bapak tidak pula menanyakan anaknya dari mana, atau kanapa terlambat pulang...??? malahan dia mengatakan terima kasih kepada pemuda yang membawa anaknya itu. Entah apa yang dia terima kasihkan, siapa tau anaknya sudah kemasukan angin jahat, maklum pulangnya larut malam.
          Banyak pula kejadian sekarang ini yang serupa, diantaranya melakukan sex sebelum menikah (sex pra-nikah), bahkan hal itu menjadi fenomena menggiurkan bagi gaya hidup para remaja sekarang, budaya permisif tampaknya melegalkan perilaku sex pra-nikah. Dalam kondosi aktif & labil dalam pencarian jati diri remaja memang sangat mudah terseret arus Trend Sex pra-nika. Hal ini bukan isapan jempol semata atau ketakutan yang dibuat-buat akan tetapi ini adalah kanyataan hidup yang harus kira terima.
gadis-gadis & muda-mudi zaman sekarang sangat menentang kawin paksa, tapi apa tukaran kawin paksa yang mereka tolak ? tukarannya adalah.....terpaksa kawin karna menutup malu” (Buya Hamka)
          Kalau ada guru agama atau ustaz-ustaz yang membuka pengajian tentang masalah hukum, tentang masalah pergaulan bebas, zina & sebagainya di anggap ustaz kampungan yang sudah ketinggalan zaman. Lalu siapa yang sebenarnya pelaku dekadensi moral ini ? faktor-faktor apakah yang menjebabkan terjadinya kenakalan remaja ? untuk menjawab pertanyaan ini tidak sekali dan bukan dua kali di diskusikan lagi serta proses pemberian pemahaman dan sosialisasi terhadap bahaya-bahaya pengaruh teknologi serta menumbuh kembangkan kesadaran, kebersamaan dan keimanan dalam mengantisipasinya (KH. Zainuddin, Mz)

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking